New Normal


Udah basi lah ya baru nulis tentang new normal yang udah berjalan hampir dua bulan hehe. Udah lama juga aku enggak nge-blog. Nulis tentang new normal biar jadi cerita kenangan di masa depan. Bahwa new normal tuh begini lho rasanya :)

Di rumah aja, jadi tren hingga saat ini. Orang-orang diminta hanya di rumah aja, keluar rumah bila ada keperluan penting. Awalnya enggak enak ya, tapi sekarang jadi terbiasa. Bete memang, ya kita jangan menambah daftar kasus positif dan jangan menambah pasien untuk tenaga kesehatan. Mereka sudah berjuang mati-matian untuk tidak tertular dan menularkan kepada siapa pun, termasuk keluarga mereka.

Jadinya, semua serba online. Belanja online bukan hal baru, tapi hal yang lain menjadi online. Meeting online menjadi rutin, karena beda tempat dan jarak. Pokoknya serba virtual. Kajian virtual, konser virtual, belajat virtual, kerja virtual, dan silaturhami pun virtual. 

Oke, sejak pertengahan bulan Maret Covid-19 menyebar di Indonesia. Pertama ditemukan di Jakarta, kemudian menyebar ke berbagai daerah. Lalu, diputuskanlah bekerja dari rumah (Work from Home). Tempat-tempat umum, ibadah, sekolah, kampus, perkantoran, hiburan, pertokoan, publik pun juga kena dampak. Banyak yang tutup bahkan gulung tikar. Jadi berdampak phk pada banyak karyawan, sedih banget sih ini.

WHO (World Health Organization) memerintah seluruh dunia untuk selalu cuci tangan dengan sabun dam hand sanitizer, dan pakai masker di tempat umum. Bahkan harga hand sanitizer dan masker medis menjadi mahal berkali-kali lipat. Banyak orang yang menimbun barang-barang ini sehingga menjadi langka. 

Sebulan kemudian, ada peraturan PSBB. Apa PSBB? Pembatasan Sosial Berskala Besar, masyarakat diimbau untuk menjaga jarak dengan yang lain minimal satu meter. Baik di kendaraan umum maupun satu tempat. Untuk pulang kampung atau mudik pun dilarang. Karena bisa menularkan atau ditularkan. Kasus positif Covid-19 pun makin banyak tiap harinya.

Sebelum bulan Ramadan, aku masih kerja ke kantor di hari tertentu. Setidaknya dua sampai tiga hari seminggu kerja di kantor. Alhamdulillah masih punya pekerjaan hingga hari ini, meski berat harus keluar rumah. Dedikasi kepada pekerjaan sebagai rasa syukurku masih diberi nikmat sibuk bekerja.

Bulan Ramadan tiba, ibadah pun di rumah 100%. Salat tarawih, buka puasa, sahur, dan lainnya. Enggak kebayang sih, tapi keadaan dan kondisi begini. Di luar begitu membahayakan. Di dalam rumah harus tetap sabar. Pandemi ini memberikan efek banyak sekali, segala sistem berubah.

Sedih banget pasti. Tapi sudah dikabarkan melalu sebuah hadis yang Rasulullah shalallahu alaihi wassalam, bahwa di akhir zaman akan ada penyakit menular. Ya, ini Covid-19. Kita diminta untuk menjauh dan berlindung di tempat yang aman. Dan pastinya menjaga diri seraya berdoa meminta perlindungan.

Oh iya, alhamdulillah di wilayahku salat Idul Fitri masih berlangsung secara berjama'ah. Kami salat berjama'ah tetap mematuhi protokol kesehatan dengan menjaga jarak dan dengan waktu yang singkat. InsyaAllah nanti salat Idul Adha pun sama, semoga aman selalu ya. Aamiin.

Di era new normal ini semoga segera membaik, kasus positif berkurang, bahkan jumlah pasien yang sembuh meningkat. Sedih, Indonesia di peringkat tertinggi kasus positif saat ini. Setidaknya pada tingkat ASEAN. Menurutku wajar karena rakyat Indonesia paling banyak ya.

Karena pandemi ini juga banyak kebijakan baru. Kebijakan yang harus dipatuhi oleh rakyat Indonesia. Keadaan membuat berubah kebijakan dan peraturan. Ada imbauan untuk menunda kehamilan saat pandemi. Ada bayi yang baru lahir tapi positif Covid-19. Tak sedikit juga tenaga media yang meninggal karena virus ini, sudah ratusan saat ini. 

Saat ini sedang tren bersepeda. Di jalanan orang-orang bersepeda sambil olahraga. Kelihatannya seru banget. Tapi ada penjual yang meninggikan harga sepeda. Banyak yang mencari maka banyak juga harga yang harus dibayar. 

Mall dan taman hiburan mulai dibuka. Tak ketinggalan tempat ibadah, sudah dibuka kembali meski harus disingkat untuk khutbah Jum'at. Kecuali sekolah, masih belum dibuka. Siswa siswi, mahasiswa mahasiswi masih harus belajar di rumah hingga waktu yang belum ditentukan. Pernikahan pun sudah banyak diselenggarakan, tapi tetap mematuhi protokol kesehatan. Yes, kuncinya mematuhi protokol kesehatan di mana oun berada. Pakai masker jangan lupa ;)

Hikmah dari pandemi ini banyak yang kudapatkan. Bersyukur yang utama, masih diberi kenikmatan yang MaasyaAllah tak terhitung dari Allah. Nggak boleh mengeluh pokoknya, harus bisa dan mampu dengan keadaan ini. Di luar sana banyak yang kuat meski terbatas, masa aku lemah sih yang di rumah hehe. Semangat ya, semua!

Stay safe and healty di mana pun berada! Jangan anggap remeh virus ini meski sekarang sehat-sehat aja. Semoga pandemi ini segera berakhir ya, aamiin!

Comments