Review Buku Catatan Sang Mantan Jomblo

Lagi-lagi, kali ini review buku tentang nikah. Haha. Habis saya baca saya share juga, mungkin ada juga yang mau baca sebelum membeli. Karena saya pribadi pun sedang gencar-gencar membaca buku tentang pernikahan hihi, demi kemaslahatan masa depan. Semoga bermanfaat ^^

Buku yang di-review kali ini, entah yang ke berapa adalah yang berjudul Catatan Sang Mantan Jomblo: Menjemput Jodoh Idaman karya Fathonah Indrianti dari Penerbit Quanta. Buku ini terbit paa 2014, tapi saya baru baca sebulan yang lalu setelah membeli harga sale gramedia.com. Buku harga murah dipepet terus ya demi mendapat ilmu. Buku dengan tebal 109 ini sampulnya unik, warna dusty pink bergambar sepasang pengantin. Siapa sih yang enggak tertarik dari sampulnya?Apalagi yang ngebet banget nikah :P

Dari judul saja sudah bisa ditebak, bahwa buku ini menceritakan pengalaman penulis bagaimana mendapatkan jodoh idamannya. Dan ternyata bener dong, di buku ini sang penulis menulis kisahnya menjemput jodoh impiannya. Penulis menjabarkan apa saja yang harus diupayakan dalam menjemput jodoh, terlebih lagi mempersiapkan diri sendiri. Menurut penulis mencari jodoh itu seperti mencari rumah. Walau rumah tak sebagus milik orang lain, tapi rumah yang kita tempati harus memiliki kriteria yang kita butuhkan. Bila cocok bisa langsung booking dengan istikharah terlebih dahulu :D

Menjemput jodoh idaman itu sangat perlu untuk mengenal diri sendiri sebelum mengenal calon pasangan. Karena dari mengenal diri dapat memudahkan kita untuk tau keinginan, harapan, dan kebutuhan kita. Maka pada proses ta'aruf, diskusi, dan kompromi pada calon pasangan akan tersampaikan. Nah, akan terdeteksi apakah dia cocok dengan kita atau tidak. Dari proses ini pula kita dan calon pasangan bisa lebih siap mental, saling memahami, dan mengetahui alasan untuk menikah.

Di buku ini juga bilang, pernikahan tidak selalu perlu diawali dengan cinta. Saya setuju dengan pernyataan ini, setuju banget! Bisa saja rasa cinta sebelum pernikahan karena setan. Selama ta'aruf  rasa tertarik dan nyaman sudah cukup. Kelak setelah menikah timbullah rasa cinta yang sesungguhnya karena Allah. Cinta itu datang karena terbiasa. Terbiasa bersama, terbiasa bertemu, terbiasa berdua. Apalagi setelah menikah melakukan pekerjaan cinta memang harus, itulah tujuan pernikahan.

Buku ini keren, lho! Buku ini membahas solusi bagi lelaki yang sudah siap menikah tapi belum mapan ekonomi. Nah, sebagai perempuan calon pasangannya kita harus membantunya. Kita yakin bahwa dia akan menjadi imam yang baik. Maka yang harus kita lakukan adalah memudahkan mahar, menyemangatinya, membantunya agar diterima oleh orang tua kita, membantu meringankan biaya pernikahan, membesarkan hatinya, membantunya dari segi waktu, dan membantu agar semangat menjemput rezeki dan menjadi sosok imam yang bertanggung jawab.

Buku ini juga membahas jika perempuan mengajak lelaki nikah duluan. Ya, kayak Siti Khadijah ra. kepada Rasulullah. Namun ada beberapa poin yang harus dipersiapkan, seperti penolakan. Nah penolakan ini yang penting banget. Wajar sih ada penolakan. Nah jika ditolak harus disikapi dengan positif. Jangan sedih berlarut-larut. Dan juga berarti ia belum jodoh terbaikmu ^^

Jika sudah cocok dengan calon pasangan, sudah melalui tahan ta'aruf, diskusi, kompromi, musyawarah, dan doa maka syukurilah. Keputusanmu adalah pilihanmu dan tanggung jawabmu. Menikah dengan siapa adalah pilihan kita. Ciptakan keluarga sakinah, mawaddah, warrahmah, dan mashlahat :D

Penulis juga kasih tau bocoran penghambat datangnya jodoh: ada kebiasaan negatif yang masih dikerjakan, terjebak paradigma yang bersifat fisik dan materi, sombong, kurang tawakkal pada Allah, dan belum siap menikah. Enggak ketinggalan, penulis juga kasih semangat supaya segera mendapat jodoh: sabar dalam penantian, sabar untuk memperbaiki diri, sabar untuk terus ikhtiar mencari, sabar dalam berproses, dan bersabar menjaga diri dan pasangan.

Dan enggak ketinggalan, penulis dan suami penulis sama-sama menceritakan kisah bagaimana akhirnya bertemu dan menikah. MaasyaAllah, keren! Proses ta'aruf menuju pernikahan hanya tiga minggu saja. Skenario Allah begitu kerennya. Bisa memberi keyakinan kepada penulis dan suaminya secepat itu. Pernikahan sederhana tergelar dengan penuh berkah dan rahmat Allah :)

Comments