Jodoh lagi jodoh lagi yang dibicarain saat ini. Ya di media sosial, di lingkungan sekitar, tempat kerja, kajian, dan pesan singkat pun ngomongin soal jodoh. Memang diri ini masih sendiri, belum bertemu jodoh makanya diomongin terus sampe baper. Pembicaraan soal jodoh memang ga bisa dipungkiri oleh siapapun, misteri banget sih "jodoh" itu. Ditebak pun masih suka salah, didoakan belum tentu jawabannya sama, dijodohkan pun kadang ga cocok dan diharapkan jadi korban harapan palsu. Dengan berbagai cara apapun perihal "jodoh" itu memang salah satu misteri yang ga tau kapan dan siapa.
Jodoh sama aja dengan cocok. Kalo cocok ya jodoh kalo ga cocok ya ga jodoh, simpel kan? Makanya soal "jodoh" harus dicocokan dengan serius dan ga main main. Kata orang tua jaman dulu "jodoh" dilihat dari bibit, bebet, dan bobotnya. Atau yang lebih selektif lagi dari A sampai Z, kelebihan juga kekurangan, ganteng atau cantik, keturunan, materi, dan ga ketinggalan agama. Pokoknya agama ga boleh ketinggalan, harus jadi patokan dalam memilih jodoh. Kriteria agama ini nomer satu, karena agama pasti membawa kebaikan dalam hidup berumah tangga. Kelak rumah tangga akan menuju ke surgaNya jika dibimbing oleh sang imam yang bertakwa. Bukan hanya sehidup semati tapi sehidup sesurga.
Perihal jodoh, pasrahkan saja padaNya. Sebagai perempuan memang fitrahnya menunggu, tapi ada juga yang meminta lebih dulu. Namun dalam arti menunggu disini bukan berdiam diri saja, melainkan membentuk diri untuk menjadi jodoh terbaik bagi pasangannya kelak sambil terus belajar sebagai bekal berumah tangga. Disini aku masih terus belajar agar bisa sepadan untuk bersanding dengamu, kamu begitu misteri akupun misteri bagimu. Biarkan waktu yang menjawab semua pertanyaan ini, menjadi kejutan yang indah untuk kita.
Menyatukan dua orang itu memang ga mudah, menurut orang orang yang lebih dulu telah menikah. Menurut mereka begitu ga mudah menyatukan dua pikiran dalam satu rumah untuk hidup bersama. Menurut si istri adalah A, tapi menurut si suami B. Ada perdebatan kecil bahkan sepele yang bilamana membela ego masing masing bisa menjadi berantem. Memang butuh persiapan mental lebih lagi saat nanti berumah tangga tentang permasalahan seperti ini, mungkin saat ini merasa bisa menghadapinya, bisa meredam ego tapi ga tau nanti ketika menjalaninya. Who's know?
Tentang kelebihan dan kekurangan. Perihal kelebihan pasti banyak orang yang menyukai potensi ini, sebuah anugerah yang dimiliki setiap manusia. Tapi bisa aja kelebihan yang dimiliki seseorang bisa aja ga disukai orang lain. Ga ketinggalan kekurangan, setiap orang memiliki kekurangan masing masing. Kekurangan memang selalu bikin ilfil, namun bisa aja kekurangan menjadi kelebihan. Mungkin pikiran kita sama, apa kamu bisa menerima kekuranganku? Apa aku akan menerima kekurangamu? Bisa menerima kekurangan orang lain memang ga mudah, mungkin yang mencintai dengan tulus pasti ikhlas menerimanya. Semoga kelak kita bisa saling menerima apapun :)
Jodoh sama aja dengan cocok. Kalo cocok ya jodoh kalo ga cocok ya ga jodoh, simpel kan? Makanya soal "jodoh" harus dicocokan dengan serius dan ga main main. Kata orang tua jaman dulu "jodoh" dilihat dari bibit, bebet, dan bobotnya. Atau yang lebih selektif lagi dari A sampai Z, kelebihan juga kekurangan, ganteng atau cantik, keturunan, materi, dan ga ketinggalan agama. Pokoknya agama ga boleh ketinggalan, harus jadi patokan dalam memilih jodoh. Kriteria agama ini nomer satu, karena agama pasti membawa kebaikan dalam hidup berumah tangga. Kelak rumah tangga akan menuju ke surgaNya jika dibimbing oleh sang imam yang bertakwa. Bukan hanya sehidup semati tapi sehidup sesurga.
Perihal jodoh, pasrahkan saja padaNya. Sebagai perempuan memang fitrahnya menunggu, tapi ada juga yang meminta lebih dulu. Namun dalam arti menunggu disini bukan berdiam diri saja, melainkan membentuk diri untuk menjadi jodoh terbaik bagi pasangannya kelak sambil terus belajar sebagai bekal berumah tangga. Disini aku masih terus belajar agar bisa sepadan untuk bersanding dengamu, kamu begitu misteri akupun misteri bagimu. Biarkan waktu yang menjawab semua pertanyaan ini, menjadi kejutan yang indah untuk kita.
Menyatukan dua orang itu memang ga mudah, menurut orang orang yang lebih dulu telah menikah. Menurut mereka begitu ga mudah menyatukan dua pikiran dalam satu rumah untuk hidup bersama. Menurut si istri adalah A, tapi menurut si suami B. Ada perdebatan kecil bahkan sepele yang bilamana membela ego masing masing bisa menjadi berantem. Memang butuh persiapan mental lebih lagi saat nanti berumah tangga tentang permasalahan seperti ini, mungkin saat ini merasa bisa menghadapinya, bisa meredam ego tapi ga tau nanti ketika menjalaninya. Who's know?
Tentang kelebihan dan kekurangan. Perihal kelebihan pasti banyak orang yang menyukai potensi ini, sebuah anugerah yang dimiliki setiap manusia. Tapi bisa aja kelebihan yang dimiliki seseorang bisa aja ga disukai orang lain. Ga ketinggalan kekurangan, setiap orang memiliki kekurangan masing masing. Kekurangan memang selalu bikin ilfil, namun bisa aja kekurangan menjadi kelebihan. Mungkin pikiran kita sama, apa kamu bisa menerima kekuranganku? Apa aku akan menerima kekurangamu? Bisa menerima kekurangan orang lain memang ga mudah, mungkin yang mencintai dengan tulus pasti ikhlas menerimanya. Semoga kelak kita bisa saling menerima apapun :)
Comments
Post a Comment