18:22

Ku tak ingat saat itu pukul berapa kita bertemu. Seingatku persis setelah maghrib, masih maghrib mungkin orang-orang masih sholat maghrib di masjid. Kala itu kita bertemu lagi, pertemuan yang ke sekian kalinya setelah tak bertemu lagi. Ini suatu kebetulan atau takdir sih? Mungkin seperti hubungan dulu yang pernah terjalin.

Kamu seakan malu dan kaget bertemu denganku, ini pertemuan tak sengaja kok. Pertemuan tak terduga. Aku ga tau ternyata kamu datang di hari itu. Kamu beneran datang. Bukan kamu aja yang kaget atas pertemuan itu, aku juga kaget hingga membuatku kikuk. Ga nyangka masih bisa bertemu, meski sudah berbeda. Kamu udah berbeda, aku juga udah berbeda menurutmu mungkin.

Setidaknya kita tidak berdua atas pertemuan itu, ada banyak teman di sekeliling. Membuat suasana menjadi hangat, tidak sedingin antara kamu dan aku. Yang membuatku datang ke pertemuan itu adalah suasana dengan teman-teman yang membuatku rindu. Kapan lagi bisa bertemu dengan mereka? Jarang-jarang, barang kali juga langka buatku pribadi. Kapan lagi bisa bertemu denganmu? Ini hanya kebetulan aja, ga seperti dulu bertemu dengan perjanjian seperti janjian bertemu dengan dokter. Semoga itu bukan yang terakhir.

Diam dengan si ponsel pintar yang ada di genggaman. Asik dengan dunia masing-masing. Mungkin karena banyak orang, ramai menjadi malu untuk bertegur sapa. Jadi kaku. Kikuk. Malu. Dulu kita sedekat nadi, kini sejauh matahari. Seolah-olah seperti panas matahari yang harus dihindari. Dan seperti jarak membuat menjauh, makin menjauh. Waktu selalu menjawab pertanyaan masa lalu, apakah sama seperti yang kita inginkan atau tidak. Kini kita tau jawabannya.

Comments