2011 di tahun itulah aku genap berumur 18 tahun dan lulus SMA. Yeay aku jadi anak kuliahan, girang hatiku saat itu. Jadi anak kuliahan pasti lebih bahagia, jadi asik, banyak teman, rajin belajar, makin pinter, dan jatuh cinta dengan seseorang kayak di drama-drama tv. Saatnya aku meninggalkan kisah masa SMAku dan menjadi anak kuliahan yang belajar sesuai minat jurusanku. Akupun bersikeras terhadap minta jurusanku saat itu, aku mau jadi anak kuliahan sastra. Ya, sastra Arab!
Di berbagai pemilihan jurusan kuliah, baik snmptn undangan, snmptn tertulis, maupun penmaba aku memilih jurusan sastra Arab atau bahasa Arab lah. Tetep keukeuh sama jurusan itu. Entah mengapa sejak kelas 2 SMA. Sampai sekarang pun aku masih bingung mencari alasan kenapa ngebet banget kuliah di jurusan ini. Aku rasa panggilan hati alias kata hati, aku ikuti aja. Yang aku tau, aku suka menulis dan suatu hari nanti tulisanku dibukukan. Makanya aku jadi anak sastra :)
Padahal orang tua udah ngarahin untuk ambil jurusan kuliah tuh yang prospek kerjanya nyata, tapi aku tetep tangguh sama pendirian sendiri. Pokoknya mau sastra Arab, ngotot gitu. Walaupun ga dapet PTN tetep aja keukeuh kuliah sastra Arab. Malah sampe daftar kuliah di LIPIA tapi ga ikut ujian seleksinya, soalnya udah masuk kuliah di universitas swasta urutan ke-54 terbaik di Indonesia. Hayo tebak universitas apa?
Dan akhirnya jadi anak kuliahan juga. Semester awal begitu mencekam, aku merupakan mahasiswa ketinggalan materi. Teman-teman sekelas kebanyakan dari pesantren, otomatis mereka lebih pandai dan paham. Aku harus mengejar, tapi aku pasif dan malu. Sempat di benakku, apa aku salah jurusan? Tapi aku berusaha untuk menyingkirkan 'racun' itu, kalo ga ya aku ga akan maju. Apalagi nilai IP tinggi membayangiku setiap ujian yang harus kudapatkan.
Menjadi anak kuliahan ga gampang, malah berpikiran kangen masa sekolah. Manis, asem, pedes, pahitnya dinikmati aja. Demi sebuah gelar, demi pake toga di empat tahun kemudian. Jadi nikmatilah jurusan yang dipilih, perjuangkanlah itu semua, dan pertanggungjawabkanlah untuk kedua orang tuamu. Semuanya mengasyikkan, menjadi anak kuliahan kala itu merupakan fase yang menyenangkan. Bukan anak kecil lagi, malah disebut orang dewasa yang berproses. Meski ada pergejolakan batin dalam menjadi jati diri, bangku kuliah memang ga bisa dilupain.
Pada saat itu pula aku berandai-andai ketika lulus aku mau jadi apa, bekerja apa, jatuh cinta dengan siapa, dan foto pake toga sama siapa. Berkhayal tentang kebahagiaan di lima tahun yang akan datang, ya saat ini yang kualami dan kulakukan. Tepat lima tahun yang lalu aku lulus SMA, dan sekarang hampir setahun aku lulus kuliah. Alhamdulillah aku membuktikannya, semuanya sukses tercapai. Semoga di lima tahun mendatang lebih membahagiakan dan menyenangkan lagi. Gelarku bertambah, ada seseorang di sampingku, ada anak kecil yang menyebutku 'bunda', dan orang-orang di sekitarku masih lengkap serta bahagia :D
Di berbagai pemilihan jurusan kuliah, baik snmptn undangan, snmptn tertulis, maupun penmaba aku memilih jurusan sastra Arab atau bahasa Arab lah. Tetep keukeuh sama jurusan itu. Entah mengapa sejak kelas 2 SMA. Sampai sekarang pun aku masih bingung mencari alasan kenapa ngebet banget kuliah di jurusan ini. Aku rasa panggilan hati alias kata hati, aku ikuti aja. Yang aku tau, aku suka menulis dan suatu hari nanti tulisanku dibukukan. Makanya aku jadi anak sastra :)
Padahal orang tua udah ngarahin untuk ambil jurusan kuliah tuh yang prospek kerjanya nyata, tapi aku tetep tangguh sama pendirian sendiri. Pokoknya mau sastra Arab, ngotot gitu. Walaupun ga dapet PTN tetep aja keukeuh kuliah sastra Arab. Malah sampe daftar kuliah di LIPIA tapi ga ikut ujian seleksinya, soalnya udah masuk kuliah di universitas swasta urutan ke-54 terbaik di Indonesia. Hayo tebak universitas apa?
Dan akhirnya jadi anak kuliahan juga. Semester awal begitu mencekam, aku merupakan mahasiswa ketinggalan materi. Teman-teman sekelas kebanyakan dari pesantren, otomatis mereka lebih pandai dan paham. Aku harus mengejar, tapi aku pasif dan malu. Sempat di benakku, apa aku salah jurusan? Tapi aku berusaha untuk menyingkirkan 'racun' itu, kalo ga ya aku ga akan maju. Apalagi nilai IP tinggi membayangiku setiap ujian yang harus kudapatkan.
Menjadi anak kuliahan ga gampang, malah berpikiran kangen masa sekolah. Manis, asem, pedes, pahitnya dinikmati aja. Demi sebuah gelar, demi pake toga di empat tahun kemudian. Jadi nikmatilah jurusan yang dipilih, perjuangkanlah itu semua, dan pertanggungjawabkanlah untuk kedua orang tuamu. Semuanya mengasyikkan, menjadi anak kuliahan kala itu merupakan fase yang menyenangkan. Bukan anak kecil lagi, malah disebut orang dewasa yang berproses. Meski ada pergejolakan batin dalam menjadi jati diri, bangku kuliah memang ga bisa dilupain.
Pada saat itu pula aku berandai-andai ketika lulus aku mau jadi apa, bekerja apa, jatuh cinta dengan siapa, dan foto pake toga sama siapa. Berkhayal tentang kebahagiaan di lima tahun yang akan datang, ya saat ini yang kualami dan kulakukan. Tepat lima tahun yang lalu aku lulus SMA, dan sekarang hampir setahun aku lulus kuliah. Alhamdulillah aku membuktikannya, semuanya sukses tercapai. Semoga di lima tahun mendatang lebih membahagiakan dan menyenangkan lagi. Gelarku bertambah, ada seseorang di sampingku, ada anak kecil yang menyebutku 'bunda', dan orang-orang di sekitarku masih lengkap serta bahagia :D
aamiin.. semoga terlaksana kak
ReplyDelete