Saat kita masih bersama kamu selalu menuntutku untuk berubah, berubah menjadi apa yg kita inginkan. Tapi yg berubah hanya aku, sedangkan kamu tidak. Kamu selalu menuntunku untuk berubah namun kamu tak mau kuajak untuk berubah. Kamu keras kepala bila kuberi tahu.
Aku sangat sabar menghadapimu yg berkarakter keras, aku menerimamu apa adanya walau sebenarnya berlawanan dengan apa yg aku inginkan. Aku selalu menuruti apa maumu, tapi kamu tak mau menuruti apa mauku. Itu yg disebut sehati? Sehati itu seiya sekata, sehati itu saling. Bukan satu orang yg memperjuangkan sendirian.
Hingga akhirnya aku lelah dengan semua ini, semua maumu. Apa sih yg kamu mau? Aku sudah lakukan semua apa yg kamu minta tapi kamu sia siakan perjuanganku itu. Nihil yg kudapat, luka yg kamu beri. Sabar dan ketulusan yg kupunya untuk menghadapimu semoga tak sia sia itu harapku.
Kamu berubah. Ya kamu berubah menjadi lebih buruk, berubah tidak seperti yg aku inginkan. Kamu menjadi jahat, menjadi seperti orang yg tak mengenalku. Tak peduli dengan keadaanku. Mungkin ini saatnya aku pergi, terserah maumu apa tanpa aku. Mungkin selama ini aku tak melakukan yg terbaik untukmu dengan ketidaksempurnaanku ini.
Aku sungguh sungguh dengan kemauanku untuk pergi darimu. Kita jalani masing masing. Aku mau move on dari kamu. Memang tak mudah untuk melupakanmu tapi aku yakin waktu akan membantuku. Aku tidak mendendam, Allah Maha Adil. Dia pasti akan membalas semua perlakuanmu terhadapku. Karma pasti berlaku.
Entah apa yg ada di benakmu, kamu mencariku memintaku kembali. Kamu kemana aja saat aku masih untukku? Kamu sia siakan keberadaanku, kamu campakkan aku dan tak peduli padaku. Kamu goreskan luka ini, sakit.
Kamu memintaku untuk mengulang cerita yg lalu saat kita bersama. Maaf aku tak bisa, bukannya aku telah melupakan semua yg pernah kita lalui bersama tapi aku tak mau hati ini terluka lagi. Aku bukan hanya memberiku harapan palsu tapi kamu telah menjilat ludahmu sendiri atas apa yg kamu katakan kepadaku.
Apa sih maumu masih inginkan aku untuk ada di sampingmu? Aku rasa percuma jika hatimu saat ini bukan untukku, omong kosong jika kamu bilang sayang tapi sayang tulusmu itu bukan untukku. Terserah aku tak peduli apa maumu sekarang. Aku tak ingin kamu mengusikku lagi.
Jika memang maumu itu tulus pasti Allah mempermudah apa maumu.
Comments
Post a Comment