Dia yang kuanggap sebagai ruang. Agar aku bisa mengekspresikan yang kurasa, tempatku berbagi cerita, seseorang yang dapat mengertiku, dan yang bisa kuajak bertukar pikiran. Nyaman dengannya yang membuatku mempercayainya menjadi ruangku, yang selalu ada untukku di saat suka dan duka. Begitupun juga aku menjadi tempatnya berbagi rasa.
Dia yang menghapus air mataku yang jatuh berlinang di kala aku rapuh dengan jari-jemarinya, dia yang tersenyum dan menepuk kedua tangannya di saat aku sedang bahagia. Semua yang aku rasa aku ceritakan padanya. Segala permasalahan yang sedang aku hadapi. Dan akupun tak bisa menyembunyikan apa yang sedang terjadi padaku darinya.
Dialah orang yang paling dekat denganku, orang yang aku sayang, dan kupercaya. Namun aku sadar selama ini aku telah membebaninya, selalu merepotkannya dengan semua yang menghebohkannya. Aku tau tak mudah menjadi ruang, apalagi ruang untukku yang bisa memenuhi keinginanku. Termasuk menampung apa yang aku limpahkan kepadanya. Sungguh aku berdosa padanya.
Aku tau dia juga memiliki beban yang dia pikul sendiri tanpa membaginya denganku. Terkadang dia tertutup padaku. Aku mau jadi ruang untuknya, seperti dia menjadi ruangku selama ini. Aku tak ingin dia memendam kekalutannya sendiri. Tapi aku yakin dia tak secengeng dan semanja aku yang selalu bergantung padanya. Ruangku, aku ruangmu juga. Ajaklah aku menjadi ruangmu selamanya yang kamu inginkan.
Dia yang menghapus air mataku yang jatuh berlinang di kala aku rapuh dengan jari-jemarinya, dia yang tersenyum dan menepuk kedua tangannya di saat aku sedang bahagia. Semua yang aku rasa aku ceritakan padanya. Segala permasalahan yang sedang aku hadapi. Dan akupun tak bisa menyembunyikan apa yang sedang terjadi padaku darinya.
Dialah orang yang paling dekat denganku, orang yang aku sayang, dan kupercaya. Namun aku sadar selama ini aku telah membebaninya, selalu merepotkannya dengan semua yang menghebohkannya. Aku tau tak mudah menjadi ruang, apalagi ruang untukku yang bisa memenuhi keinginanku. Termasuk menampung apa yang aku limpahkan kepadanya. Sungguh aku berdosa padanya.
Aku tau dia juga memiliki beban yang dia pikul sendiri tanpa membaginya denganku. Terkadang dia tertutup padaku. Aku mau jadi ruang untuknya, seperti dia menjadi ruangku selama ini. Aku tak ingin dia memendam kekalutannya sendiri. Tapi aku yakin dia tak secengeng dan semanja aku yang selalu bergantung padanya. Ruangku, aku ruangmu juga. Ajaklah aku menjadi ruangmu selamanya yang kamu inginkan.
Comments
Post a Comment