Rasa ini

Ku suka dirinya, mungkin aku sayang
Namun apakah mungkin, kau menjadi milikku
Itu bait lagu Vierra yang judulnya rasa ini selalu terngiang di otakku. Iya rasa ini, sama seperti apa yang ada pada bait-bait lagi Vierra ini. Rasa ini mau aku apakan lagi? Aku bingung setelah aku menganalisisnya dalam dalam dan akurat ternyata aku jatuh hati. Jatuh hati pada seseorang yang aku tak sangka. Dia temanku, karena kita dekat dan rasa ini tumbuh begitu saja tanpa kucegah dan tanpa kuharap.

Aku rasa aku salah telah membiarkannya tumbuh, membuatku berharap memilikinya menjadi kekasihku. Tidak. Tidak kubiarkan itu terjadi. Tapi aku kan perempuan, tentu aku ingin memiliki kesayangan. Seseorang yang spesial bukan hanya dekat sebagai teman tapi dekat di hati ini. Rasa ini makin menjadi-jadi, seolah-olah tumbuh subur di relung hatiku. Sampai akhirnya aku sangat mengharapkannya. Sungguh menyiksa bukan?

Kupendam rasa ini, kubiarkan bertambah tumbuh. Tapi ini semakin menyiksa, aku tak tahan menjadi pengagum rahasia terus seperti ini. Aku ingin mengungkapkannya tapi aku tak punya nyali, aku takut. Sebaiknya aku simpan terus rasa ini dalam-dalam dan hati-hati. Mungkinkah ia merasakan yang sama? Dari perlakuannya selama ini terhadapku, ia memperlakukanku lebih dari sekedar teman. Itu yang membuatku ge-er. Who knows dia merasakan yang sama juga, ah itu yang membuatku berharap.

Entah apa yang dapat membuatku menjadi sayang padanya, mungkin karena awalnya kuanggap ia teman baik. Tapi rasa sayang itu menjadi beda. Bukan cerita baru soal ini, sudah banyak cerita lainnya tentang jatuh hati pada teman sendiri. Aku tak mau gegabah, cukup kusimpan dalam hati entah sampai kapan. Aku tak berharap banyak, aku hanya berharap bisa terus sayang padanya. Sayang sepantas, sewajar, dan selayaknya saja kepadanya. Aku tak ingin sayang yang berlebihan.

Aku bukan bermaksud membohongi hatiku. Hanya saja aku tak ingin hatiku terluka nantinya. Apalagi melukai hatinya juga. Biar saja aku dan Tuhan yang tahu tentang rasa ini. Ia tak perlu tahu, toh ia sebagai objek yang ada di rasa ini. Biar waktu yang akan menjawab. Dan aku tak mau berharap lebih dengan rasa ini karena aku yakin Tuhan Maha Tahu apa yang terbaik tentang rasa ini.

Comments