Bertahan

Tak mudah untuk bertahan pada hubungan setengah rusak, apalagi semuanya tak seperti dulu tak seindah dulu. Sebuah hubungan yang sudah retak dengan goresan-goresan yang disengaja ataupun tak disengaja. Itu ulah kedua pemeran hubungan tersebut, tidak mutlak salah satu orang tapi bisa jadi sih. Timbul masalah diantara keduanya, mungkin hubungan tak lagi sehat. Di satu sisi ingin masih bertahan tapi di sisi lain tak ingin menjalani hubungan yang retak ini. Hanya masing-masing hati yang mengetahuinya.

Bertahan memang tak mudah, apalagi hati yang sudah tersayat-sayat merasakan permainan cinta. Namun ketulusan cinta tak melihat betapa sakitnya hati tapi karena sudah cinta, apapun pasti dikorbankan. Termasuk hati yang sudah remuk. Jarang ada hati yang seperti itu kecuali adanya ketulusan di dalamnya. Hati seakan-akan sudah patah, lecet bahkan mati rasa tapi ketulusan lah sumber kekuatannya. Itulah cinta yang dimiliki oleh perempuan, seberapa sakitnya hati yang telah disakiti namun tetap menerima hati pasangannya yang semena-mena mempermainkan hatinya itu dengan tulus.

Bisa dibilang itu semua ujian dalam sebuah hubungan, tapi apakah terus untuk dipermainkan? Emang hati ini apa? Puzzle yang bisa dibogkar pasang sesuka hati dan semaunya sendiri? Semua orang punya perasaan, bahkan manusia lahir dari perasaan. Bertahan itu tak gampang, perlu hati yang kuat dan tegar. Serta harapan dan doa-doa yang diselipkan di setiap episode hubungannya. Berharap tak ada lagi luka dan kebahagian selamanya. Tapi apalah daya itu harapan kosong yang seakan keajaiban yang tak pernah terjadi.

Bartahan bagaikan berada dalam keadaan yang tak sesuai apa yang diharapkan. Menerima keadaan yang apa adanya demi mewujudkan apa yang diharapakan, semoga ini ujian nanti akan indah pada waktunya begitu harapan yang terucap. Namun waktu yang akan menentukan apakah hati lelah atau tidak. Jika tetap masih bertahan itulah ketulusan, maka jangan sia-siakan. Tapi bila ia tak mampu bertahan, pasti hatinya lelah maka ia akan pergi dan penyesalan itu datang terlambat pasti ada yang menyesali kepergiannya.


Comments