Waktu

Waktu tak bisa disalahkan, ini sudah suratan. Waktu memang tak berpihak pada siapapun, termasuk aku apalagi kamu. Tapi waktu sangat berperan pada cerita-cerita lalu. Waktu juga berkesempatan hadir pada cerita KITA, aku dan kamu. Itu dulu saat aku dan kamu menjadi KITA, tapi sekarang kembali seperti dulu sebelum KITA mempunyai cerita bersama. Terpisah, tak sesuai waktu dan harapan.

Waktu menemani alur cerita indah kala itu, lumayan cukup lama. Lebih 400 hari kira-kira. Manis, pahit, asem, tawar, dan segala macam rasa bersatu padu setiap alurnya. Dari itu semua aku belajar bahwa Tuhan merancang sedemikian waktu yang aku habiskan untuk siapa dan untuk apa aku lakukan. Salah satunya mempunyai waktu denganmu, merangkai episode-episode cerita bersama.

Ada pertemuan ada perpisahan, begitu kata orang-orang. Aku tak menganggap ini perpisahan, tapi waktu berhenti untuk menyudahi perjalanan cerita KITA. Tentunya dengan skenario Tuhan yang telah dibuat. Sepertinya waktu tak mau berlama-lama dan hadir menemani alur cerita KITA selanjutnya. Dan memang sudah waktunya berakhir alur cerita KITA.

Aku yakin waktu tidak jahat, waktu hanya menjalankan tugasnya. Aku bersyukur dengan waktu yang singkat ini bersamamu. Mungkin ada banyak waktu lainnya untuk aku dan kamu buat seseorang spesial lain disana. Waktu akan menemani pada cerita KITA masing-masing. Waktu yang tepat, indah, selamanya dan tak akan pernah berhenti menemani :)